Kajian Melemahnya Nilai Tukar Rupiah
Kajian Melemahnya Nilai Tukar Rupiah Oleh: Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana
Bank Indonesia hadir dengan tujuan untuk mencapai stabilitas nilai rupiah, memelihara stabilitas sistem pembayaran, dan turut menjaga stabilitas sistem keuangan dalam mendukung sistem ekonomi berkelanjutan. Stabilitas nilai rupiah diartikan sebagai kestabilan harga barang dan jasa serta nilai tukar rupiah. Perkembangan terhadap harga barang dan jasa umunya diukur dari inflasi yang rendah dan stabil, sedangkan kestabilan nilai tukar rupiah diukur dari kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang negara lain. Kestabilan rupiah umumnya bermakna dua dimensi, dimensi pertama diartikan kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa dari perkembangan laju inflasi. Sedangkan, pada dimensi kedua, yaitu kestabilan nilai tukar rupiah terhadap mata uang di negara lain. Kestabilan nilai tukar rupiah sangat penting bagi Indonesia guna mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Kestabilan nilai rupiah dapat mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan, meningkatkan kesejahteraan pada masyarakat Indonesia, serta mengantisipasi terjadinya inflasi. Berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik yang terdiri atas indikator nilai tukar. Kurs atau nilai tukar ialah perbandingan mata uang antara suatu negara yang dibandingkan dengan negara lain. Nilai tukar mata uang berperan penting untuk memengaruhi perubahan perdagangan dan investasi internasional. Dalam kaitannya dengan kebijakan moneter, depresiasi nilai tukar yang berlebihan dapat mengakibatkan tingginya laju inflasi yang sehingga, hal ini akan mengganggu tujuan akhir dari kebijakan moneter untuk memelihara stabilitas harga. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa, kebijakan nilai tukar merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam suatu negara. Dalam kegiatan ekspor impor, perubahan terhadap nilai tukar ini sangat berpengaruh, pasalnya ketika nilai tukar mata uang negara pengekspor turun, maka harga barang di negara pengekspor akan cenderung lebih murah jika dibandingkan dengan harga barang pada negara pengimpor. Perubahan nilai tukar, dapat menyebabkan harga barang ekspor mengalami perubahan yang dapat memengaruhi daya saing ekspor suatu negara. Di Indonesia sendiri, inflasi terus mengalami kenaikan saat kesenjangan ekonomi kian melebar. Inflasi terjadi akibat adanya proses lonjakan harga yang terjadi secara terus menerus serta memengaruhi harga barang maupun jasa. Inflasi disebut sebagai alat ukur perekonomian suatu negara, tetapi bukan berarti suatu negara atau wilayah dalam kondisi inflasi yang sangat rendah rentan memiliki perekonomian dan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Di Indonesia sendiri, pertumbuhan ekonomi menunjukkan pemulihan di tengah pelemahan global yang mencapai 5,7% yang mana hal ini memungkinkan perekonomian Indonesia dapat terhindar dari resesi tahun 2023. Meski inflasi relatif terkendali dan diproyeksikan semakin menurun seiring suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang semakin tinggi, namun dengan kenaikan harga barang dan jasa di dalam negeri yang mengakibatkan naiknya biaya produk-produk impor atau imported inflation serta pelemahan nilai tukar rupiah dapat berpotensi mengancam Indonesia.
Untuk kajian selengkapnya dapat dibaca pada link berikut:
bit.ly/MelemahnyaNilaiTukarRupiah